BBS-NEWS.ID, JAKARTA- Dunia saat ini masih terus berjuang untuk menghadapi masalah global kesehatan, yakni pandemi COVID-19, yang sedang dan terus diperjuangkan untuk bisa diatasi.
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi saat memberikan pemaparan kepada peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 62 Lemhannas, Rabu (28/4) menyebut bahwa diplomasi kesehatan menjadi salah satu prioritas diplomasi Indonesia.
Pernyataan itu menjadi penguat dari yang pernah disampaikan Menlu pada pernyataan pers tahunan awal Januari terkait lima prioritas diplomasi Indonesia Tahun 2021, di mana yang menjadi prioritas pertama adalah soal kesehatan itu.
Prioritas pertama itu, yakni membangun kemandirian dan ketahanan kesehatan nasional (national health security) dengan antara lain pada realisasi komitmen vaksin COVID-19, baik melalui kerja sama bilateral maupun multilateral.
Rinciannya berupa penguatan kerja sama membangun industri kesehatan nasional industri bahan baku obat, farmasi, maupun alat kesehatan.
Selain itu, penguatan kerja sama pengembangan riset dan transfer teknologi dan SDM di bidang kesehatan serta penguatan sistem dan mekanisme kesiapsiagaan menghadapi pandemi yang akan datang, baik di tingkat nasional, kawasan maupun global.
Secara teoritis, dalam http://news.unair.ac.id/2020/12/07/masalah-diplomasi-kesehatan-era-pandemi/ disebutkan bahwa diplomasi kesehatan (health diplomacy) merupakan suatu pendekatan komprehensif.
Pendekatan komprehensif itu melibatkan unsur-unsur ekonomi, bisnis, sains dan strategis.
Upaya diplomasi kesehatan berbeda dengan metode negosiasi antarpemerintah secara umum, khususnya karena kepentingan yang diperjuangkan lebih bersifat non-politis, yakni di sektor kesehatan publik.