PEMBENAHAN ATAU MERGER PILIHAN UNTUK PTS YANG TIDAK SEHAT DAN TERANCAM KOLAPS

BBS-NEWS, ID - BANJARMASIN :  Sedikitnya 30 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Pulau Kalimantan terancam bangkrut alias kolaps akibat “hantaman” Pandemi Covid-19.



Kabar memilukan dari dunia pendidikan itu disampaikan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XI Kalimantan, Prof. Dr. Ir. Udiansyah, MS kepada kalselpos.com, Rabu (16/6/2021).

Menanggapi hal ini,  Ketua STIE Indonesia Banjarmasin, Dr. Yanuar Bachtiar, SE., M.Si mengungkapkan, Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABP-PTSI) Kalsel sudah melakukan komunikasi dengan pusat dan pusat sudah melakukan upaya pembinaan secara bertahap kepada kampus-kampus. Sehingga kampus tidak serta merta ditutup karena tidak ada Mahasiswanya lagi, tapi diberikan kesempatan.

"Misalnya yang belum terakreditasi diupayakan untuk akreditasi. Dan apabila kampus sudah terakreditasi tapi masih dalam kesulitan, masih diberikan waktu untuk berbenah satu atau dua tahun kedepan. Jadi tidak serta-merta ditutup. Ini upaya yang sudah dilakukan pihak ABP PTSI di Jakarta," Yanuar menegaskan.

Santer terdengar saat ini ada anjuran Pemerintah, Perguruan Tinggi tersebut jangan ditutup, tapi dimarger atau digabung. 

"Tapi ini juga perlu pembicaraan yang panjang antara dua yayasan yang berbeda. Atau dengan prodi-prodi yang berbeda. Sehingga perlu waktu mereka untuk melakukan hal tersebut. 

Tapi harapan Pemerintah memang, kalau pun misalnya tidak ditutup, itu bisa menggabungkan diri ke PTS-PTS yang memang dianggap sehat, sehingga mereka tetap eksis dan mahasiswanya tidak terkorbankan. Dosennya juga tidak terkorbankan," ungkap Yanuar.

Pihaknya kata Yanuar, kedepannya berusaha untuk berubah bentuk menjadi Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia. 

Pengusulannya sudah dilakukan untuk minta rekomendasi dari LLDIKTI wilayah XI. Diharapkan dalam waktu dekat sudah terealisasi.

"Sehubungan dengan hal itu sebenarnya beberapa kali kami juga sudah membuka peluang dalam bentuk pengumuman lamaran. 

Tapi yang kedengarannya ini karena ada prodi baru yang kami dirikan, mungkin nantinya bisa menampung di sana. Kami berharap juga prodi yang akan kami dirikan akan bisa eksis di tengah masyarakat," harapnya.

Prodi tersebut Teknologi Informasi dan satunya Magister Akuntansi. Dua sudah dalam tahap verifikasi  di LLDIKTI dan dalam waktu dekat sudah ada rekomendasi itu, sehingga bisa diteruskan disilemkerma di pusat.

Sementara itu, Wakil Rektor Satu Uniska Dr. H. Mohammad Zainul, SE., MM., menegaskan, Perguruan Tinggi  harus dikelola secara profesional, otomatis harus jelas tujuan yang mau dicapai. Kemudian strategi untuk mencapai tujuan seperti apa. 

"Itu sebabnya kita di Uniska terus berpikiran jangka panjang untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan. Kita terus melakukan evaluasi bagian-bagian mana yang perlu harus dilakukan perbaikan-perbaikan, sehingga nantinya kontinuitas dari pada kelangsungan hidup Pendidikan Tinggi ini harus tetap terjaga," ungkap Zainul.

Terkait kabar akan banyak Perguruan Tinggi Swasta yang kolaps dan bisa jadi melamar ke Uniska, Zainul menyatakan, 

Kalau ada Dosen-dosen yang memiliki kapasitas dan kompetensi yang baik, disertai Uniska masih membutuhkan tenaga pengajar, kemungkinan besar bisa terjadi. 

Tapi itu juga menjadi kewenangan Yayasan. Karena yang tahu persis rasio Dosen dan Mahasiswa adalah fakultas. Kalau fakultas memang membutuhkan tenaga pengajar, biasanya langsung menyurati Rektor. 

Rektor melakukan suatu pengkajian, dikirim ke Yayasan. Kalau memang Yayasan menyatakan bisa. Karena konsekuensinya begitu kita mengangkat Dosen, akan ada timbul pembiayaan. Sementara pembiayaan menjadi tanggung jawab Yayasan. 

Jadi kalau Yayasan bisa. Kemungkinan besar nanti bisa diterima," pungkasnya.(AN/Juns)