Bbs-news.id, Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Ir. H. Joko Widodo, menekankan tiga hal penting kepada Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Penpendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk mendukung pemulihan ekonomi dan menjaga stabilitas harga.
Pertama, menjaga ketersediaan pasokan dan stabilitas harapan, terutama barang kebutuhan pokok,dengan mengatasi kendala produksi dan distribusi yang ada didaerah.
Kedua, melanjutkan upaya yang tidak hanya fokus pada stabilitas harga tetapi juga proaktif mendorong sektor ekonomi yang tumbuh makin produktif.
Hal ini antara lain dilakukan dengan mendorong peningkatan produktivitas petani dan nelayan serta memperkuat sektor UMKM untuk bertahan dan naik kelas.
Ketiga, meningkatkan nilai tambah di sektor pertanian sehingga memiliki kontribusi yang semakin besar dalam menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi.
Untuk mendukung hal tersebut, kelembagaan petani perlu terus diperkuat, akses pemasaran diperluas dengan pemanfaatan teknologi termasuk platform digital, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian dioptimalkan dengan mempercepat dan mempermudah penyalurannya termasuk menyesuaikan dengan karak teristik usaha pertanian, serta didukung pula dengan pendampingan yang intensif kepada pelaku usaha pertanian.Arahan tersebut disampaikan secara langsung oleh Presiden RI pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi yang diselenggarakan secara virtual pada Rabu 25/08/ 2021, dari Istana Negara.
Berbagai upaya untuk menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat merupakan elemen penting dalam upaya mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Sampai Juli 2021, inflasi terjapa rendah sejalan dengan terjaganya ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai tukar, belum kuatnya permintaan, serta ketersediaan pasokan. Inflasi 2021 dan 2022 diprakirakan akan terjaga dalam kisaran sasarannya yaitu 3,0+1%, meskipun risiko kenaikan inflasi pada tahun 2022 perlu diantisipasisejalandengankenaikanpermintaandomestikdanhargakomoditasdunia.
Sinerpi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia melalui TPIP dan TPID, disertai berbagai inovasi program pengendalian inflasi akan terus diperkuat untuk memastikan terjaganya stabilitasharga.
Hal ini disampaikan pada kesempatan yang sama oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, yang juga secara khusus menyampaikan apresiasi atas sinergi seluruh pemangku kebijakan dalam mewujudkan stabilitas harga sehingga mendukung upaya pemulihan ekonomi dan menjaga kesejahteraan masyarakat. Kata Gubernur BI
Gubernur BI menambahkan, Inflasinya terjaga menjadi momentum untuk memperkuat peran UMKM peran dalam pemulihan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu,peran UMKM perlu diperkuat dalam ekosistem ekonomi secara terinteprasi disertai adaptasi penggunaan teknologi digital yang diperluas guna mendukung pemulihan ekonomi dan stabilitas harga. Ujarnya.
Transformasi untuk mendukung peran UMKM perlu terus dilakukan melalui pengembangan klasterisasi, peningkatan kapasitas,dan perluasan akses pembiayaan.
Kedepan,transformasi digital UMKM diarahkan untuk terus meningkatkan daya saing, tidak hanya dalam mata rantai pasok lokal dan nasional, tetapi hingga mata rantai global.
Dalam kaitanini, Bank Indonesia dan Pemerintah berkomitmen untuk terus bersinergi dalam pemulihan ekonomi nasional, dengan seluruh kebijakan Bank Indonesia diarahkan untuk pertumbuhan ekonomi.
Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan juga telah menyepakati Keputusan Bersama yang Ketiga, dalam kerja sama pembiayaan penanganan kesehatan dan kemanusiaan yang melonjak karena dampak varian delta Covid-19, melalui pembelian SBN secara langsung. Dengan skema tersebut,
Pemerintah dapat menerbitkan SBN dengan biayamurah dan bahkan sebagian biaya menjadinol persen.
Rakornas Pengendalian Inflasi tahun 2021 mengambil tema "Mendorong Peningkatan Peran UMKM Pangan Melalui Optimalisasi Digitalisasi untuk Mendukung Pemulihan Ekonomi dan Stabilitas HargaPangan”. Kata Gubernur BI. (AN/SR)