Hal ini ditegaskan Syamsuri, dalam kegiatan Sosialisasi SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) SMK Negeri 3 Banjarmasin, Bidang Hospitality, Program Keahlian Perhotelan tahun 2021 di Laboratorium Seni dan Film SMKN 3 Banjarmasin, kamis (26/8).
Berkaiatan dengan pola pembelajaran, katanya, kalau sudah didapatkan dokumen pembelajaran itu, maka pembelajaran harus berbasis kepada dunia kerja. Sehingga, antara dunia kerja dengan sekolah, terjadi link and match, yang artinya kebutuhan yang diperlukan siswa sesuai dengan yang diajarkan guru dalam dunia kerja.“Jadi tidak ada lagi namanya anak-anak tidak lagi membayangkan pembelajaran yang tidak sesuai dengan dunia kerja yang artinya pembelajaran itu tidak sia-sia,” ungkap Syamsuri, selesai membuka dan sekaligus memberikan pengarahan dalam kegiatan tersebut.
Menurutnya, salah satu model bentuk pembelajaran yang dikembangkan, katanya pembelajaran dengan berbasis Project yang antara lain Coaching Factory dengan dapat belajar tata kelola industry yang menghasilkan sebuah produk yang sesuai kebutuhan konsumen. Selian itu belajar memasarkan barang yang dapat belajar secara maksimal. Apalagi SMK Pusat Keunggulan (PK) sekaligus juga sebagai sekolah penggerak, dapat menanamkan anak-anak kita memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja, kebutuhan di masa yang akan datang dan kebutuhan karakter yang mereka miliki, yaitu karakter sesuai profil pancasila, seperti yang diinginkan dalam perubahan-perubahan kurikulum yang akan datang.
Sedangkan, Dr. Jasanta Peranginangin, dari STP Sahid Surakarta menyebutkan, pihaknya harus sangat dekat dengan dunia industri dan memahami dunia industri bagaimana mereka mengoperasionalkan perusahaannya, dalam hal ini industri perhotelan sangat membutuhkan peningkatan kualitas secara terus menerus dan pembelajaran juga harus mengikuti.“Sehingga secara industri di sinilah kita dari dunia pendidikan bisa masuk. Supaya kita juga bisa ikut dalam proses pembelajaran yang berkelanjutan tersebut. Agar kualitas anak didik itu juga selalu selaras kompetensinya. Baik hard skill maupun soft skillnya sesuai dengan kebutuhan industri,” kata Jasanta.
Sementara itu, untuk SMKN 3 Banjarmasin, ini menurut Kepsek Mohammad Ali Muksin, SPd., MM., merupakan bagian di tahun kedua yang tentunya tangganya harus semakin meningkat, sesuai dengan road map (peta jalan) yang sudah dibuat untuk membingkai sebuah SMK yang unggul.
“Jadi melalui bidang hospitality, sektornya, program keahlian perhotelan itu untuk bersama-sama dengan kemitraan, penyelerasannya dengan dunia usaha dunia industri yang saat ini adalah bersama dengan hotel dan juga perguruan tinggi pendamping bersama dengan PHRI juga demikian, sehingga menjawab untuk output. Kata kuncinya itu untuk menjawab outputnya yang standar dunia usaha, standar dunia industri. Sehingga mereka betul-betul bisa nanti menuju kepada program pemerintah, yakni mengurangi pengangguran. Sehingga lulusan dari SMKN 3 Banjarmasin bisa untuk BMW (Bekerja, Melanjutkan dan Berwirausaha),” kata Ali Muksin.
Dari PHRI Kota Banjarmasin, Beben Eko Prabowo, selaku Bendahara PHRI Kota Banjarmasin, mewakili Ketua PHRI Banjarmasin Budi Salim menyebutkan, menyambut baik kegiatan ini dan ini merupakan momen bekerjasama, karena dalam kegiatannya, perlu SDM-SDM yang mumpuni untuk menunjang industri di dunia perhotelan. Dengan langkah ini, berarti sudah melakukan berbagai persiapan untuk regenerasi orang-orang di hotel, bibit-bibitnya sudah ada, dan kegiatan ini sangat baik dalam rangka pendekatan-pendekatan, kolaborasi, apa yang diperlukan di lapangan. Sehingga SMK-SMK sudah tahu dan sudah siap.(AN/Juns)