Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor (Paman Birin) pada pembukaan Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di Mahligai Pancasila Banjarmasin
Bbs-news.id, Banjarmasin- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) sangat mendukung upaya Tim Pengusul dari Dewan Harian Daerah Penerus Pembudayaan Perjuangan 45 (DHD-45) Provinsi Kalsel, untuk penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
“Saya berterima kasih dan mengapresiasi kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam pengusulan gelar pahlawan nasional kepada Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari atau Datu Kelampayan kata Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor (Paman Birin) pada pembukaan Seminar Nasional Rekam Jejak Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di Mahligai Pancasila Banjarmasin, Rabu 16 Maret 2022.
Dengan seminar nasional ini, pengusulan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sebagai pahlawan nasional bisa memenuhi syarat-syarat yang ditentukan,” terang Paman Birin.
Seminar bertema "Kiprah, Pemikiran dan Karya Besar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari berlangsung di Mahligai Pancasila ini digelar DHD 45 Provinsi Kalsel yang melibatkan para tokoh di daerah dan juriat atau keturunan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Dalam sambutannya, gubernur juga mengatakan, ketokohan keilmuan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari sudah sangat dikenal banyak pihak.
Dan sangat layak dianugerahi pemerintah gelar pahlawan nasional.
Seperti pernyataan Wan Mohd Shagir Wan Abdullah yang menjuluki Al Banjari Matahari Islam Nusantara", KH Saifuddin Zuhri (Menteri Agama RI periode 1962-1967) menjuluki Al Banjari "Mercusuar Islam Kalimantan, KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur menyebut sebagai tokoh pribumnisasi Islam Banjar, dan lain-lain.
“Kebesaran nama Datu Kelampayan sudah tidak diragukan lagi oleh tokoh manapun terutama kiprah beliau yang luar biasa.
Oleh karena itu, saya kira di seminar ini bukan lagi mempertanyakan sumbangsih Datu Kelampayan untuk Indonesia, karena sudah banyak penulis yang mengungkap jejak rekamnya,” ucap Paman Birin.
Dilanjutkan, forum ini hanya sebagai pemenuhan persyaratan pengusulan sebagai pahlawan nasional. Meskipun, tanpa bergelar pahlawan nasional sekalipun ujar Paman Birin, Datu Kelampayan telah menghiasai bumi nusantara dengan keilmuan, ide, dan gagasan baru dalam dunia pendidikan, peradilan dan keumatan.
“Jadi keinginan kita mengusulkan beliau sebagai pahlawan nasional, substansinya bukan untuk melengkapkan gelar semata, tapi menjadikan gelar itu sebagai simbol teladan dan panutan generasi sekarang dan akan datang,” ujar Paman Birin.
Seminar nasional pengarang Kitab Sabilal Muhtadin yang menjadi literatur di berbagai belahan negara Islam di kawasan Timur Tengah ini menghadirkan sejumlah nara sumber dan pembahas.
Mereka adalah Prof dr Bambang Subiyakto MHum (Guru Besar Prodi Pendidikan Sejarah ULM), Adhi Surya ST MY (Dosen Fakultas Teknis Uniska), Prof Dr Ersis Warmansyah Abbas MPd (Guru Besar Prodi Pendidikan Sejarah ULM), Prof HA Hafiz Anshary AZ (Dosen UIN Antasari), Azzumardu Azra CBE.
Muhammad Iqbal (Dosen UIN Antasari), Dr Abdul Rochim Alaudah (Pekerja Media), dan Prof Zulfa Jamalie (Dosen IUN Antasari).
Ketua Tim Pengusul, Wajidi mengatakan, setelah seminar ini, usulan akan diserahkan ke Kementerian Sosial melalui Dinas Sosial Provinsi Kalsel beserta dokumen-dokumen yang disyaratkan.
Pihaknya yakin, Pemerintah Pusat akan memperhatikan usulan penganugerahan gelar ini kepada Al-Banjari karena ketokohannya yang sudah diakui berbagai kalangan dan semua persyaratan sudah dipenuhi.
“Kami optimis usulan akan dikabulkan,” ujarnya. (AN/SR)