Bbs-news.id, BANJARMASIN : Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan, Imam Subarkah menghadiri kegiatan “Road to Fesyar KTI 2022” yang pada tahun ini bertemakan “Penguatan Ekosistem Halal Daerah dalam Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan”. Kegiatan “Road to Fesyar KTI 2022” pada pagi hari ini dilaksanakan secara hybrid baik online maupun offline dengan jumlah peserta terbatas dan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah penyebaran Covid-19, Banjarmasin Sabtu (2/7/2022).
Imam Subarkah menyampaikan panjang lebar mengenai berbagai kendala dan tantangan yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia dan dunia hadir dalam bentuk geopolitik, ancaman krisis pangan dunia, dan stagflasi. Pandemi Covid 19 telah memaksa ekonomi di banyak negara termasuk Indonesia tertahan serta mengganggu rantai pasok global. Hal ini mendorong kebutuhan transformasi ekonomi banyak negara meningkat untuk mengoptimalkan potensi ekonomi yang dimiliki.
“Transformasi ekonomi dimaksud dapat memperkuat struktur perekonomian nasional untuk tumbuh tinggi dan berkelanjutan melalui penguatan sektor unggulan dan menumbuhkan sumber pertumbuhan ekonomi baru salah satunya melalui pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Menindaklanjuti hal tersebut, berbagai paket kebijakan telah dikeluarkan pemerintah sehingga diharapkan ekonomi tumbuh lebih baik dibandingkan tahun 2021,” ungkapnya.
Prinsip dasar ekonomi syariah menitikberatkan pada optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang berujung pada aktivitas ekonomi riil secara produktif dan seimbang. Ekonomi syariah mengedepankan kemitraan yang berkeadilan, mencegah spekulasi non-produktif yang dapat memicu ketidakstabilan, serta memandang kelestarian alam sebagai amanah yang harus dijaga.
Karena itu, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah menjadi bagian penting dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan dimaksud, perlu berbagai upaya salah satunya dalam mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru di Kalimantan Selatan melalui pengembangan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar). Implementasi dan penajaman pada Eksyar dapat dilakukan dengan mengembangkan ekosistem Halal Value Chain terutama sektor pertanian, makanan halal, fesyen muslim, dan pariwisata ramah muslim. Halal Value Chain tentunya memiliki potensi besar terhadap PDB Indonesia. Pada tahun 2021, Halal Value Chain Indonesia memiliki kontribusi sebesar 25% terhadap perekonomian nasional melanjutkan tren peningkatan sejak 2016.
Selain itu, berdasarkan data State of the Global Islamic Economy Report 2021-2022, industri halal Indonesia berada di posisi empat di bawah Malaysia, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab (UEA). Adapun, pada sektor terkait industri manufaktur, Indonesia mencatatkan posisi 10 besar, antara lain makanan halal peringkat 4, fesyen peringkat 3, dan farmasi serta kosmetik di posisi 6.
“Tentunya dalam mendukung Halal Value Chain dibutuhkan akses permodalan baik melalui perbankan syariah maupun alternatif lainnya seperti wakaf produktif. Adapun kinerja perbankan syariah di Kalimatan Selatan hingga Mei 2022 menunjukkan bahwa pertumbuhan aset perbankan syariah di Kalimantan Selatan tercatat sebesar 16,17% (yoy) dengan nominal sebesar Rp6,8 triliun. Selain itu terdapat beberapa alternatif permodalan syariah, salah satunya wakaf produktif yang memiliki potensi tinggi dalam memberikan akses permodalan luas bagi pelaku usaha. Berdasarkan data terkini, hingga saat ini terdapat aset wakaf di Kalsel sebesar Rp79,6 triliun berbentuk tanah. Hal ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan memanfaatkan tanah wakaf serta mendorong wakaf tunai untuk permodalan dan aset usaha produktif,” tambahnya menjelaskan.
Selain aspek permodalan, pengembangan ekosistem Halal Value Chain harus memperhatikan sertifikasi halal produk UMKM agar terjamin kualitas halalnya. Sertifikat halal akan memberikan value added dalam ekosistem industri halal guna memberikan jaminan kepastian kehalala(AN/SR)