Barabai,Bbs-news.id - Pimpinan Daerah Muhammadiyah Hulu Sungai Tengah (HST) dengan Melibatkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah(PWM) dan Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Kalimantan Selatan menggelar DIALOG INTERAKTIF dengan tema “Ber-Muhammadiyah Dengan Mengaktfikan Iman dan Pikiran” di Aula Rumah Sakit Damanhuri Barabai,belum lama tadi.
Acara dialog tersebut juga diisi Dr.Taufik Arbain,M.Si., sebagai staf ahli Gubernur Kalsel sekaligus pengamat politik serta Tutut berhadir juga Sekdakab HST, Drs. Muhammad Yani,M.Si yang mana dalam dalam hal ini perwakilan narasumber dari unsur pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Ketua PWM Kalsel, Prof. Ridhahani Fidzi, M.Pd, mengatakan, ada dua komponen dalam diri manusia yang paling penting dan luar biasa karena memiliki keajaiban yang tak berbatas. Sabtu(2/9/2023)
Yang pertama, qalbu di mana di sana bersemayam seluruh emosi dan unsur psikologi sebagai seorang insan.
Yang kedua, otak (organik) yang berfungsi menjalankan perintah qalbu dalam bentuk aksi, ide dan pemikiran. Jika salah satu saja kehilangan fungsinya, maka orang akan kehilangan sisi kemanusiaannya. Dua organ itu akan menentukan bagaimana caranya memahami arti sebuah kehidupan. Berfungsi mengawal dalam beragam tindakan.
"Maka untuk memfungsikan diri sebagai manusia, sudah selayaknya kedua organ ajaib itu diaktivasi. Maka dengan beradasar pemikiran itu tercetuslah satu tema “Bermuhammadiyah Dengan Mengaktifkan Iman Dan Pikiran”,"katanya.
Ia menyampaikan, tema yang kita angkat kali ini tentu memiliki alasan yang senada. Dengan potensi dinamika politik dan berbagai persoalan bangsa dan bil khusus di Banua, sebagai kader Muhammadiyah mestilah terus berusaha mengaktifasi qalbu dan otak atau dalam konteks tema ini “Mengaktifasi Iman dan Pikiran” sehingga mampu menyeimbangkan pemahaman akan pemaknaan kehidupan sebagai insan. Sebagai umat Islam. Sebagai kader Muhammadiyah.
Baginya, betapa pentingnya upaya-upaya revitalisasi ideologi pada seluruh kader Muhammadiyah di banua. Tentu saja revitasliasi yang dimaksud tidak mungkin akan tercapai jika tidak melakukan aktivasi Iman dan Pikiran. Sebagai sebuah gerakan, Iman (tauhid) adalah hal paling fundamental yang menjadi bahan bakar utama Muhammadiyah. Dalam panduan suci seorang muslim acapkali diingatkan; “afalaa ta’kiluun”, “Afalaa Tatafakaruun”.
"Begitulah keimanan yang menuntut untuk selalu mengaktifkan pikiran sehingga nilai-nilai kemanusian itu tetaplah ada. Sebab hati dan otak juga dimiliki oleh mahkluk lain (binatang) namun tidak berfungsi sebagai qalbu dan pikiran (ide gagasan). Hanya bersifat organik dan insting,"ungkapnya.
Prof Ridha juga menyampaikan bahwa bahkan dalam pemahaman keislaman, ada ancaman nyata bagi orang-orang yang tak mau berfikir. Tak mau memahami. Ada ruang neraka yang peruntukannya khusus bagi mereka yang tak mau berfikir. Artinya, Allah melalui kitabullah baik tersurat atau tersirat memerintahkan bagi umatnya untuk selalu mengaktifkan iman sekaligus pikiran sebab dua komponen itulah yang menjadikan ujian status kehambaan.
"Sebagai warga dan kader Muhammadiyah, inilah pentingnya menumbuh kembangkan ideologi ke-Muhammadiyahan dengan berpegang pada Al-quran dan Sunnah Nabi sehingga aktivasi Iman dan Pikiran tetap pada jalur dan rel yang benar. Memahami status kehambaan dan menciptakan hubungan vertikalitas yang rasional. Dan alhamdulillah sebanyak 121 orang yang hadir mengikuti acara ini terdiri dari unsur Muhammadiyah 4 Kabupaten sebanyak 51 orang dan unsur ‘Aisyiyah sebanyak 72 orang,"pungkasnya. (Andra)