Jogjakarta,bbs-news.id - Berawal dari Seorang Anak penjual buku, dan akhirnya bisa menyelesaikan program Doktoral di Universitas Negeri Jogyakarta, Muhammad Saufi Rahman.
Alhamdulillah….“anak tukang buku” menjadi “doktor”.
Seorang anak “tunggal” dari pasangan Noraidi dan Syarkiah yang berprofesi pedagang berhasil meraih gelar “doktor” pada bidang Evaluasi Pendidikan prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.
M. Saufi dapat dipertahankan hasil penelitian pada sidang promosi di hadapan dewan penguji diketuai Prof. DR. Anik Ghufron, M. Pd, anggota dewan penguji yaitu Prof Dr. Edi Istiyono, M.Si., Prof. DR. Zurqoni, M.Pd, Prof. DR. Suranto, M.Si, Prof. Suyanto, Ph.D, dan Dr. Amat Jaedun, M.Pd pada tanggal 17 Oktober 2023 dengan judul Disertasi “Model Evaluasi Pembelajaran di Pondok Pesantren”.
M. Saufi Rahman merupakan lulusan Sekolah Pascasarjana UNY yang ke-855 dan ke-297 pada prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.
Keberhasilan dalam mempertahankan hasil penelitian dihadapan penguji tidak terlepas dari bimbingan, motivasi dan kerjasama dengan promotor dan co-promotor, yaitu Prof. Suyanto, Ph.D dan DR. Amat Jaedun, M.Pd sehingga mendapatkan hasil yang sangat memuaskan dan berhasil meraih nilai 86.00
M. Saufi Rahman merupakan satu-satunya dosen STAI Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai Kalimantan Selatan ( Kalsel) yang mampu menyelesaikan strata tiga (doktoral) di luar Kalimantan dan belajar di perguruan tinggi terbaik 10 besar Nasional serta peraih beasiswa dari 5000 doktor MORA Kementerian Agama, yaitu prodi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
Keberhasian M. Saufi Rahman dalam membuat model evaluasi pembelajaran di pondok pesantren telah dilirik dan diminati oleh salah seorang guru besar dan instansi pendidikan pondok pesantren untuk digunakan langsung bertepatan hari Santri Nasional 2023.
"Insyaallah akan saya patenkan dulu di kemenkumham (HaKI) agar tercatat hak patennya" kata M. Saufi Rahman.
M. Saufi Rahman merupakan suami dari Renny Nazarina, S.Pd seorang guru bimbingan dan kenseling di SMAN 1 Barabai, dan seorang ayah dari M. Wifqi Nizham, M. Faiz Al-Fata dan Nahdah Adiba Shofiya.
“sekolah setinggi-tingginya ini merupakan motivasi untuk anak-anak agar mereka rajin belajar dan mencari ilmu pengetahuan di luar zona yang nyaman. Kondisi ekonomi jangan jadi penghalang menuntut ilmu” kata M. Saufi Rahman. (***)