Ketua Kelompok Tani Karya Baru Junaidi di stand UMKM binaan Bank Indonesia Provinsi Kalsel (foto.ist)
Banjarmasin, bbs-news.id - Cabe Hiyung adalah cabe yang ditanam di desa Hiyung Kabupaten Tapin Rantau. Pedasnya 17 kali dari cabe pasaran. Saat ini banyak sekali permintaan, bahkan untuk memenuhi permintaan pasar sangat kewalahan.
Hal itu dikatakan Junaidi Ketua Kelompok Tani Karya Baru desa Hiyung Kabupaten Tapin, saat mengikuti Bazar UMKM di Pamor Borneo 2024 bersama Bank Indonesia Kalsel, Atrium Duta Mall, Senin (12/8).
"Perkembangan cabe Hiyung, setahun demi setahun itu ada peningkatan. Dan kemaren kita sudah bekerja sama dengan Perusahaan ABC menyediakan cabe kering setiap bulan," ujarnya.
Dari bahan baku yang ada lanjutnya, kami masih kekurangan. Untuk itu, kami mengadakan rehab. Dari dinas pertanian mengusahakan untuk memperbanyak lahan budidaya cabe yang ada di desa Hiyung tersebut.
"Saat ini di desa Hiyung ada 118 hektar dan untuk sekabupaten Tapin itu ada 3 Kecamatan, Candi Laras Utara, Kecamatan Bakarangan dan Tapin Tengah itu berjumlah 254 Hektar," paparnya.
Junaidi mengatakan penghasilan di desa Hiyung dari 118 hektar satu hari panen sampai 1,5 ton cabe basah. Sedangkan keperluan pasar sangat banyak, sehingga tidak terpenuhi semua.
"Kemaren saja permintaan Indofood sebanyak 2 ton, dari perusahaan ABC juga dan bahkan dari Malaysia pun ada yang minta," ungkapnya.
Ia mencontohkan untuk permintaan perusahaan ABC perharinya sekitar 60 kg cabe kering atau sekitar 200kg perbulannya.
"Secara keseluruhan dalam 1 hari hampir 1,5 ton dari hasil tersebut, kami hanya memenuhi pelanggan yang dulu atau yang awal, seperti ABC dan Indofood," jelas Junaidi.
Sementara itu, ujar Junaidi bahan baku untuk memenuhi perusahaan Indofood dan perusahaan ABC hampir tidak bisa memenuhi.
"Lahan yang diperlukan apabila pemerintah daerah sanggup menyediakan, ideal nya sampai dengan 500 hektar lahan untuk hasil mencukupi kebutuhan cabe itu," ujar Junaidi.
Untuk itulah Junaidi ketika kelompok nya yang juga binaan dari Bank Indonesia Kalsel ini, ketika berbicara ekspor ia tidak bisa menjawab.
"Saat ini ada 21 varian produksi yang kami olah dari cabe Hiyung di Kelompok Tani Karya Baru di bawah binaan Bank Indonesia Kalsel dan sudah dipasarkan," ungkapnya.
Ia berharap kepada pemerintah mudah-mudahan dapat memberikan solusi keterbatasan lahan, sehingga para petani cabe Hiyung ini semakin banyak.
"Mudah-mudahan kedepannya nanti pemerintah bisa memberikan solusi bisa dengan menyediakan lahan atau hibah kepada petani dan hasilnya pun untuk kesejahteraan petani," tandas Junaidi.
Eddy/Andra