Akhir 2024, Coverage IOH di Kalimantan Selatan Capai 97%

 

Swandi Tjia Head of Circle Kalisumapa, didampingi SVF Head of Marketing Kalisumapa Adiyanto Adhi K (kiri) saat memberikan keterangan pers (Foto : EDH)

Banjarbaru, bbs-news.id – Jaringan Indosat Cooredo Hutchison (Indosat atau IOH) di Kalimantan Selatan sudah mencover 97%, hanya tersisa 3% terutama diperkebunan Sawit dan dan Mining (Tambang).

Hal itu, disampaikan Swandi Tjia, Head Of Circle Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua (Kalisumapa) usai press conference IOH Generasi Happy di Kala Kopi Jl. RP Soeparto Banjarbaru, Sabtu (14/12).

“Rate Coverage Population (RCP) maksudnya adalah setiap orang yang bisa menikmati jaringan kita,” ujar Swandi. Ia mencontohkan di Kalimantan Selatan sudah ada 150 Kecamatan yang sudah di coverage. 

“Ini maksudnya adalah 150 kecamatan itu orang sudah bisa menikmati jaringan Tri. Itu merupakan RCP yang sudah kita laksanakan ditahun 2024,” imbuhnya.

Di Indosatnya sendiri lanjutnya, kita itu sebenarnya mempunya satu threshold dalam suatu jaringan. Dimana ketika jaringan tersebut sudah mencapai 85% itu harus di upgrade. 

Ia mengibaratkan jalan Tol, jalan Tol itu bila jalannya besar, bila pintu-pintu gerbangnya sedikit itu yang membuat macet atau tersendat, sehingga perlu diperbesar atau diperbanyak pintu keluarnya.

Nah cara kita mengupgrade itu ungkap Swandi, dengan diperbesar pintu jalan tol tersebut. Jadi ketika traffic mobil itu masuk, maka keluarnyapun akan lancar. Treshold 85% itulah yang kita buat.

“Selain kita membangun untuk kapasitasnya, kita juga expansion untuk coveragenya. Untuk wilayah Kalimantan Selatan ini mempunyai tantangan tersendiri,”ucapnya.

Kenapa demikian ? kalau kita jalan di Kalimantan itu, tidak sepanjang jalan itu padat terus. Jadi masih banyak daerah yang belum banyak penduduknya.

“Kita melihat bukan hanya coverage tetapi secara bisnis juga kita lihat. Makanya kami berada hanya di kepadatan penduduk, tetapi secara service koneksi mengoneksi antara satu kecamatan dengan kecamatan lain itu juga kita perhatikan,”jelasnya.

Ia mencontohkan ketika seseorang melakukan traveling dari satu kecamatan ke kecamatan yang lainnya espectnya itu tidak putus. Artinya tetap connect dengan lancar dan terus ada jaringan.

Contoh lainnya, Kalimantan ini kan banyak mining, Mining itu adalah pabrik-pabrik industri tambang dan lain sebagainya. Didalamnya ada banyak karyawan. 

“Nah kami itu membangun connectivitynya. Jadi ketika dia bekerja ditambang dan saat pulang kerumah atau ke kosnya dia bisa terconnect, itu yang kita bangun sekarang,” tandasnya.

Eddy/Andra