Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI pun berupaya memulihkan sektor pariwisata Indonesia. Salah satunya dengan mempercepat pembangunan kawasan 5 destinasi super prioritas yakni Borobudur, Likupang, Labuan Bajo, dan Danau Toba.
Bagaimana dengan daerah ? Ternyata upaya serupa pun dilakukan dengan melakukan pembenahan dan membuka kembali sejumlah objek wisata dengan penerapan protokol kesehatan yang cukup ketat.
Seperti yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan daerahnya.
Mereka pun bergerak dan melakukan road show ke sejumlah daerah untuk mengenalkan dari dekat wisata-wisata unggulan.
Kediri sendiri terus menawarkan tiga wisata unggulan yakni Gunung Kelud, Air Terjun Dolo, dan Sumber Podang. Sejak dibuka April 2021 lalu, tiga destinasi unggulan ini pun menjadi pesona tersendiri bagi “ Kediri Lagi “.
Meskipun sudah dibuka sejumlah destinasi unggulan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat kepada semua pengunjung. Selain itu dalam mengembangkan wisatanya, Kabupaten Kediri mengedepankan Penerapan pula CHSE atau K4, yakni Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan).
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Drh Munfarid MM, menjelaskan dalam upaya mendorong percepatan pemulihan industri pariwisata di Kediri, pihaknya gencar melakukan road show ke sejumlah daerah.
Kali ini sasarannya adalah Kalimantan Selatan, yang dikenal sebagai salah satu potensi pasar pariwisata dan mitra kerja yang cukup baik dalam membangkitkan industri pariwisata.
Apalagi road show mereka juga didukung penuh Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan, ASITA hingga Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Kalimantan Selatan.
“Gunung Kelud sampai sekarang adalah salah satu destinasi wisata unggulan Kediri, yang paling diminati wisatawan domestik maupun mancanegara. Karena Gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Kediri dan Blitar itu menawarkan berbagai atraksi dan spot wisata di sekitarnya.
Namun dalam road show kali ini juga kami mengenalkan destinasi lainnya yang nantinya bisa dikunjungi wisatawan Kalsel,” jelas Munfarid, kepada wartawan, di sela-sela Direct Promotion Pelaku Usaha Wisata dan Ekonomi Kreatif Kediri, di Hotel Aston, Kabupaten Banjar, Selasa (29/06/2021).
Dalam pengembangan wisata Kediri sendiri menurut Farid, tetap mengangkat pula aspek-aspek edukasi. Karena selain wisata unggulan tersebut mereka masih memiliki wisata kampung Inggris., yang berada Kampung Pare, sekitar 30 Kilometer jaraknya dari Kota Kediri.
Kampung Inggris sangat ramai, apalagi musim liburan karena banyak siswa sekolah dan mahasiswa yang memanfaatkan waktunya untuk kursus di sana. Ada yang 2 minggu, 1 bulan, sampai 4 atau 6 bulan.
“ Wisata edukasi salah satu yang menjadi sasaran promosi kita dengan upaya menarik minat wisatawan terutama pelajar dan guru-guru di Kalsel. Karenanya kami berkolaborasi dengan kawan-kawan ASITA dan ASPPI Kalsel, salah satunya menggelar table top di banua ini,” ujar Farid.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan, Muhammad Syarifuddin, menyambut baik kegiatan promosi yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri ke bumi Lambung Mangkurat. Karena ini juga menjadi sarana dan wahana kerjasama yang baik dalam memulihkan industri pariwisata di daerah-daerah.
“ Ke depannya ini menjadi silaturahmi yang baik dalam mengembangkan kerjasama simboisis mutualisme, karena sama-sama ingin membangkitkan pariwisata nasional, yang berimplikasi kepada memulihkan juga perekonomian masyarakat secara luas khusus di Kalsel, di bidang pariwisata,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan, Muhammad Syarifuddin, kepada wartawan, Selasa (29/06/2021).
Terpisah Ketua DPD ASPPI Kalsel, Mutia Amana Nastiti, mengatakan sinergisitas antara Pemkab Kediri dengan Dinas Pariwisata Kalsel dan sejumlah pelaku usaha pariwisata di daerah ini tentunya memberikan peluang lebih jauh potensi memulihkan kembali industri pariwisata.
Dalam road show mereka juga terjalin Table Top atau forum bisnis yang dirancang untuk mempertemukan antara pelaku industri pariwisata daerah pelaksana (sellers) dengan pelaku industri pariwisata daerah tujuan (buyer).
“ Tentunya kita menerapkan protokol kesehatan dalam pertemuan ini, Sehingga, para pelaku buyers maupun sellers merasakan happy selling, happy dealing,dan happy traveling. Jadi, kegiatan ini bukan hanya untuk industri wisata namun juga bagi wisatawan," pungkas Mutia. ( Olpah Sari Risanta/AN)