PROGRAM KELUARGA HARAPAN UNTUK KALSEL CENDERUNG MENURUN KELUARGA PENERIMA MANFAAT

BBS-NEWS, ID - BANJARMASIN - Tahap Pertama Program Keluarga Harapan (PKH)  bulan januari 2021, tahap ke-2 di bulan april dan tahap ke 3 sudah dimulai digulirkan kepada kurang lebih 93 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) se Kalsel.

Tahap ketiga saat ini kata Sugiyono, S.St., Kasi Jaminan Sosial Keluarga, Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, termin pertama.

“Kami menerima SP2T dari Kementrian Sosial termin pertama. Nanti sampai termin berapa, itu tergantung dari Kementrian Sosial,” kata Sugiyono, seraya menyatakan, kalaudi tahap kedua yang lalu, bisa sampai 11 termin. 

Pada tahap kedua, jelas Sugiyono, ada permasalahan tidak padan antara NIK yang ada di KPM dengan NIK yang ada di Dukcapil. Tapi pada tahap kedua itu, 93 ribu lebih KPM seKalsel penerima PKH.

Menurutnya, karena adanya graduasi (keluar) dan adanya penambahan PKH, namun semuanya tetap. 

“Graduasi itu sebabnya mungkin mampu, karena bantuan PKH dijadikan usaha, untuk home industri, jualan dan sebagainya. Berhubung sudah mampu, kemudian yang bersangkutan menyatakan diri sudah mandiri dan berusaha sendiri, bisa keluar dari PKH,” Sugiyono menambahkan.

Faktor lainnya, menurut Sugiyono, seperti tidak ada komponen lagi, missal anaknya sudah lulus sekolah semua, yang membuat graduasi semuanya.

Ditanya mengenai keluarga yang sudah mampu, namun kemudian terdampak covid dan kembali menjadi keluarga tidak mampu, Sugiyono menyatakan : “Itu bisa divalidasi lagi. Misalnya ada data dari kementrian Sosial harus divalidasi, maka divalidasilah oleh tenaga pendampingkita yang ada di Kabupaten dan Kota. Kemungkinan masih bisa. Asal masih mempunyai komponen-komponennya.”

Namun jika sudah tidak ada komponen, misalnya tidak ada anak sekolah, tidak ada balita, tidak ada lanjut usia dan disabilitas berat, sudah tidak bisa dimasukkan dalam PKH lagi. Namun masih bisa masuk ke dalam program lain, misalnya Bantuan Sembako, Bantuan Pangan, masih bisa masuk. 

Nilai PKH masing-masing keluarga tidak sama, tergantung komponen yang ada pada keluarga tersebut. Misalnya keluarga A dengan komponen tanggungan 3 orang, mungkin dapat tiga. Misalnya, anak balita satu, kemudian anak SD satu, anak SMP satu, berarti ketiga-tiganya dapat. Tapi ada satu keluarga yang satu komponen,missal satu kelas SD Cuma sapat satu. Juga ada anak 4, tapi sekolahnya SD semua, kata Sugiyono, itu tetap dapat satu.  

Dikatakan, SD satu tahap 250 ribu rupiah, SMP 500 ribu dan SMA 750 ribu rupiah. 

Untuk PKH di kalsel, kata Sugiyono, cenderung menurun, karena banyak KPM yang sudah graduasi. 

Dikatakan, tahun 2018 masih diangka 114 ribu lebih. 2019 sekitar 100 ribuan se Kalsel. Tahun 2021 KPM sebanyak 93 ribuan lebih. Cuma kuota secara nasional tetap 10 ribu KPM.(AN/Juns)