PRIHATIN VAKSINASI TIMBULKAN KERUMUNAN ORANG. MELANGGAR PROKES

BBS-NEWS. ID - BANJARMASIN  -  Kegiatan vaksinasi, agar tidak menggangu aktifitas pekerjaan. Apalagi kegiatan vaksinasi yang ada saat ini, diakui Sutjipto, Warga Banjar Indah Permai, ada yang menggelitik pemikirannya. 

Katanya tujuan vaksinasi bagus untuk mengurangi penyebaran virus covid 19 di masyarakat. Utamanya di Banjarmasin atau Kalimantan Selatan.

“Fenomena yang terjadi. Itu masih terkesan euphoria. Terkesan. Saya tidak memvonis. Mengumpulkan massa. Ada brending iklan di situ. Baik komunitas maupun perusahaan yang ada. Orang dikumpulkan begitu banyak di waktu yang sama. Ini mau acara vaksin atau mau ngumpulkan massa? Sedangkan peraturan yang ada, tidak boleh berkerumun. Jadi jujur, saya selaku warga masyarakat, juga ikut prihatin,” kata Sutjipto.

Sutjipto yang juga Direktur CV. Banjar Indah dan Presiden Indonesia Marketing Association (IMA) Chapter Banjarmasin Banjarbaru ini menyatakan, nanti kalau terjadi kerumunan, yang disalahkan pejabat atau Kepala Daerah, kasihan juga.

"Sebetulnya yang salah siapa? Saya tidak mencari siapa yang salah. Di dalam kerumunan, ada brending, itu wajar. Sesuatu yang lumrah. Di tempat yang besar, dikumpulkan orang, hal yang lumrah juga.

Sedikit saran saja dari saya. Mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan. Kita bikin klaster saja. Dipilah-pilah saja,” Sutjipto mengungkapkan.

Katanya, di masing-masing komplek perumahan, di lingkungan seperti tempatnya di Banjar Indah Permai, pasang satu titik. Di Buncit Indah, di Sasana Santi, di Komplek Bun Yamin, beberapa titik tersebut dibagi lagi.

“Di Komplek Banjar Indah Permai, itu perlu ada beberapa titik? Karena penduduknya banyak. Lokasinya bisa di masing-masing tempat ibadah yang ada. Selesai. Supaya tidak terjadi kerumuman, kita sudah berpengalaman di acara Pilkada kemaren. Kasih jamnya. Nomer sekian sampai sekian, jam sekian. Dan seterusnya. Masyarakat datang. Tanpa kerumunan. Insyaallah acara itu selesai,” katanya memberikan solusi.

Semuanya ungkap Sutjipto, bisa diatur. Tergantung niat untuk membantu masyarakat terhindar dari covid. Namun yang dikhawatirkannya, tanpa memperhatikan hal tersebut, yang penting masyarakat berkumpul dan program vaksinnya selesai, karena itu akan membuat repot jika memaksakannya.

Sutjipto menyarankan, di data berapa kemampuan tenaga medis memberikan layanan, berapa jumlah penduduknya, dibagi perkomplek yang dibagi beberapa titik kemudian, sehingga dengan demikian akan selesai dalam satu hari dan tenaga medis tidak kelelahan. Untuk permasalahan biaya, dirundingkan lagi, karena dengan melibatkan para tokoh masyarakat, pelaku usaha, sumbangan akan masuk. Jika Pemerintah keberatan dengan dana yang ada, dapat digunakan dana sponsor atau donasi. Itulah masukan yang disampaikan Sutjipto. Katanya, dirinya tanpa ada maksud untuk mengkritisi yang sudah terjadi dan dirinya juga tidak mau masuk ke ranah tersebut.(AN/Juns)