BBS-NEWS. ID - BANJARMASIN - Kerjasama pihaknya dengan pihak Pemerintah maupun dengan pihak Swasta, menurut Ketua STIE Indonesia Banjarmasin, Dr. Yanuar Bachtiar, SE. M.Si, merupakan komitmen pihaknya sebagai sebuah Perguruan Tinggi yang memang harus memfasilitasi dari semua kalangan.
"Alhamdulillah kita sudah bekerjasama dengan pihak Jamkrida untuk selain studi lanjut, juga untuk pekerjaan-pekerjaan yang lain. Dalam hal ini ada beberapa kajian yang memang kami kadang-kadang komunikasikan dengan Jamkrida," kata Yanuar.
Dikatakan , untuk tahun ini dari pihak Jamkrida akan mengirimkan 10 orang karyawannya untuk melanjutkan studi di Magister Manajemen STIE Indonesia Banjarmasin.
Pihaknya kata Yanuar, juga membuka peluang tidak hanya nanti di Banjarmasin, tapi juga merambah ke tingkat Kabupaten dan Kota lainnya.
"Mudah-mudahan ini akan menjadi bentuk kerjasama yang memang disarankan oleh Kemendikbud ristek, agar banyak melakukan kolaborasi pada tingkat tatanan Pemerintahan maupun Swasta," Yanuar menambahkan.
Dengan kepercayaan Jamkrida untuk para karyawan mereka yang menempuh studi lanjut di Kampusnya, khususnya di Magister Manajemen, kata Yanuar, adalah merupakan kepercayaan atau amanah dari pihak masyarakat yang harus dijaga betul-betul. Pihaknya kata Yanuar, akan menjaga proses sebuah studi lanjut, khususnya di Magister Manajemen.
"Meskipun nanti kita akan melakukan penyesuaian-penyesuaian bagaimana teknik pengajaran, pembimbingan yang memang lebih membuat mereka nyaman, dalam artian tidak sama sekali mengabaikan suatu proses. Ini yang paling penting buat kita," Yanuar menegaskan.
Menurut Yanuar, bentuk kerjasama yang dilakukan tidak hanya di pendidikan, tapi
juga nanti menyambut Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka, mencoba bekerjasama dengan pihak Jamkrida untuk bisa menjadi salah satu tempat nanti Mahasiswa untuk magang. Karena kedepannya magang nanti akan terstruktur selama 6 bulan dan dihargai sebanyak 20 SKS. Ini perbedaannya dengan yang sudah-sudah.
"Kalau yang sudah-sudah itu, kami melaksanakan magang itu paling lama 3 bulan dengan jumlah SKS hanya 4 SKS saja. Tetapi dengan kurikulum yang baru yang diminta oleh Kemendikbudristek itu, bahwa Mahasiswa boleh menentukan pilihannya, salah satunya dalam bentuk pemagangan," ungkap Yanuar.
Menurut Yanuar, ini adalah peluang buat Mahasiswa agar mereka bisa lebih memahami, mengimplementasikan semua yang mereka dapatkan di bangku kuliah dalam bentuk dunia nyata yaitu dunia kerja.
Memaknai Hari Kemerdekaan yang dirasakan banyak nilai Nasionalisme luntur, menurutnya kondisi generasi muda di era milenial saat ini sangat terbuka, yang berbeda dengan periode dulu yang sejak Taman Kanak-kanak (TK) sudah dikenalkan apa itu Pancasila, Indonesia, Bela Negara dan seterusnya.
"Saya berharap sebenarnya kita pada zaman ini perlulah menghidupkan kembali apa yang telah kita lakukan di masa lalu. Masa lalu saya pikir tidak semuanya jelek. Buktinya berdampak senyatanya di kehidupan sampai hari ini bahwa rasa Nasionalisme kita itu tidak luntur. Karena memang sudah dari awal kita dibentuk sedemikian rupa untuk mengenal Bangsa ini," Yanuar menegaskan.
Sehingga itu, kata Yanuar, perlu kembali dihidupkan pada generasi-generasi penerus Bangsa ini.
Untuk P4 yang dihidupkan kembali, disebutkan Yanuar, banyak perdebatan yang akhirnya silang pendapat di masyarakat terkait hal ini. Sehingga cara dan metodenya harus diubah karena beda dengan situasi zaman dulu dengan situasi sekarang ini. Sehingga dilakukan dengan cara-cara millenial.
"Saya melihat ada seorang YouTubers mengenalkan sesuatu dengan cara millenial dan itu banyak sekali followernya. Kenapa tidak dengan cara demikian dilakukan . Harus diubah cara dan metodenya. Tidak lagi bisa disamakan lagi dengan metode dulu harus ada P4. Tapi diformasi sedemikian rupa, sehingga mereka (para generasi muda) nyaman. Seperti gimik dan segala macam. Sehingga akhirnya mereka bisa memahami dan mendalami rasa Kebangsaan mereka," pungkasnya.(AN/Juns)