Bbs-news.id, Banjarmasin - Turunnya harga telur ayam ras hingga mencapai Rp 20 ribu perkilogram di pasar-pasar tradisional hingga warung-watung penjual telur saat ini, dinilai Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Drs. H. Birhasani, M.Si., sebagai hal yang biasa. Menurutnya, data produksi telur 185 ton perhari atau 5.500 ton perbulan. Sementara kebutuhan Kalsel hanya sekitar 2.600 ton perbulan.
Ditemui di ruang kerjanya, Jum’at (1/10/2021) siang, Birhasani menganggap turunnya harga telur ayam ras adalah fenomena biasa yang sering terjadi berulang-ulang, jika produksi melimpah dan permintaan tidak ada kenaikan.
Dikatakan, harga telur ayam ras menurut acuan pemerintah adalah Rp24 ribu perkilogram. Saat ini harga di pasaran Rp 20 – Rp 21 ribu per kilogram. Sedangkan harga ditingkat petani Rp15 ribu per kilogram.
“Jadi harga telur ini selalu fluktuatif, kadang normal kadang naik. Kadang turun. Dan sekarang sedang turun. Harapan kita tentu turunnya jangan terlalu lama, kasihan petani. Anjloknya harga telur ini tidak saja di Kalsel, namun hampir merata di seluruh Indonesia,” ucapnya.Sementara itu, H. Kaspul, seorang pedagang telur di Jalan Padat Karya, Sungai Andai, Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin mengatakan, harga telur ayam ras dijualnya perkilogram memang Rp 20 ribu. Penurunan harga ini menurutnya, sudah terjadi sejak seminggu yang lalu.
“Biasanya kami jual 21-22 ribu rupiah perkilogram. Kami beli dari agen di sebelah sana (katanya sembari menunjuk ke arah agen penjual telur), dari agen seharga Rp 18 ribu perkilogram,” ucapnya.
H. Kaspul juga menjual telur itik, yang dijualnya hingga hari ini, Jum’at (1/10/2021) masih dengan harga yang sama dan tetap seperti beberapa hari sebelumnya, yaitu Rp 3.000.- perbijinya. Sedangkan telur ayam kampung dijual untuk ukuran kecil Rp 2.500.- dan ukuran besar Rp 3.000.- (Andra/juns)