Bbs-news.id,Banjarmasin - Selama pandemik Covid 19, untuk kegiatan bongkar muat, tidak begitu berdampak dan tidak menurun sekali. Hal ini kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Kalsel, Hj. Uzlah, pihaknya banyak menggunakan tenaga freelance, Pekerja Kontrak, dalam perkegiatan bongkar muat tersebut.
“Kami menggunakan tenaga freelance, tenaga kontrak dalam kegiatan bongkar muat,” ungkap Uzlah.
Disinggung mengenai kegiatan demo yang terjadi di Pelabuhan Tri Sakti beberapa waktu lalu, untuk demo, katanya tidak berpengaruh. Apalagi demonya juga sebentar.
Sementara itu, Sekretaris DPW APBMI Kalsel, M. Nofel menambahkan, kalau di masa pandemik Covid 19, tidak terlalu banyak berpengaruh pada kegiatan bongkar muat barang. Namun setiap melakukan kegiatan bongkar muat barang, tetap dengan prokes yang lebih ketat.
“Tenaga Kerja Kami maupun Tenaga TKBM (Tenaga kerja Bongkar Muat)yang berangkat ke Kapal harus kita Swab Antigen. Semuanya yang berangkat ke laut atau bekerja di Pelabuhan, kita swab antigen dulu. Setelah mereka benar-benar negatif, baru kita berangkat ke Kapal untuk bekerja di sana. Karena di sana Kru kapal rata-rata Orang Asing. Harus Kita jaga. Kru Kami itu sebisa mungkin menjaga jarak dengan Kru Kapal, karena Mereka rata-rata dari Kapal Asing,” ungkap Nofel.
Disinggung peristiwa Truk yang tercebur ke sungai, yang terjadi beberapa waktu lalu di Kawasan Pelindo, kata Nofel, itu diserahkan ke Penegak Hukum yang menanganinya. Ditegaskan, kegiatan untuk muatan kapal roro jadi tanggung jawab pemilik truk dan itu memang kelalaian pemilik truk.
“Yang kerja anggota Kami. Tapi yang bongkar muat. Tapi truknya itu dibawah Organisasi Angkutan Darat (Organda),” Nofel menjelaskan hal ini.
Menyinggung kenaikan upah buruh bongkar muat, dari permintaan 5 persen, sudah dinaikkan 2 persen, dan menurut Nofel itu kesepakatannya. Diakuinya, karena kondisi pandemic Covid 19, kemampuan perusahaan bongkar muat untuk menaikkan upahnya cuma 2 persen.
Dijelaskan, dalam upah buruh bongkar muat, menurut Nofel, masing-masing komiditi dengan tarif berbeda upah buruh bongkar muatnya. Dikatakan, ada dengan menggunakan perton muatan kapal. Juga ada dengan sistim harian, pershift. Tapi kalau kontiner rata-rata perbox. Sedangkan upah bongkar muat untuk batubara dan semen dengan biaya perton sekian rupiah.(AN/juns)